Meneladani Semangat Jihad
dan Keikhlasan Para Santri dalam Mengabdi untuk Agama dan Negara
Acara berlangsung khidmat dan
penuh makna dengan dihadiri oleh seluruh guru, tenaga kependidikan,
siswa-siswi, serta tokoh masyarakat setempat.
Acara dimulai pada pukul 07.30
WIB dan dipandu dengan penuh semangat oleh Ibu Chusnul Inayah, S.Pd.,
selaku Master of Ceremony (MC). Beliau membuka kegiatan dengan mengajak
seluruh peserta untuk bersama-sama menghadirkan niat ikhlas dalam memperingati
Hari Santri, sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT atas jasa besar para ulama
dan santri yang telah berjuang menegakkan agama dan mempertahankan kemerdekaan
bangsa Indonesia.
Setelah pembukaan, hadirin bersama-sama membaca Sholawat dan Mars Hari Santri, yang menggema penuh semangat di dalam masjid, mencerminkan kecintaan para santri terhadap tanah air dan semangat nasionalisme yang kuat.
Rangkaian acara selanjutnya
adalah pembacaan Tahlil dan Istighosah yang dipimpin oleh Bapak KH.
Fatkhur Rohman, S.Pd.I. Beliau memimpin doa dengan khusyuk untuk mendoakan
para pahlawan bangsa, ulama, kiai, dan santri pendahulu yang telah gugur
dalam memperjuangkan kemerdekaan serta menegakkan nilai-nilai Islam di
Nusantara.
Dalam lantunan doa dan zikir,
suasana terasa haru dan penuh kekhidmatan. Para peserta larut dalam untaian
doa, memohon agar semangat perjuangan dan keikhlasan para santri terdahulu
senantiasa menginspirasi generasi muda masa kini.
Usai pembacaan tahlil dan istighosah, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala MI NU Miftahul Falah, Bapak Ahmad Yunus, S.Pd.I., M.Pd. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa peringatan Hari Santri bukan hanya seremonial tahunan, tetapi momentum untuk memperkokoh jati diri santri sebagai pelajar yang cinta ilmu, berakhlak, dan memiliki semangat kebangsaan yang tinggi.
Beliau juga menjelaskan asal-usul Hari Santri Nasional yang ditetapkan
oleh Presiden Republik Indonesia pada tahun 2015, untuk mengenang Resolusi
Jihad yang dideklarasikan oleh KH. Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945
di Surabaya.
Resolusi tersebut menjadi tonggak
penting dalam sejarah perjuangan bangsa, karena membangkitkan semangat kaum
santri untuk berjihad mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari ancaman
penjajah.
Beliau menegaskan bahwa santri
masa kini harus mampu meneruskan perjuangan tersebut melalui jalur pendidikan,
pengabdian masyarakat, dan penguatan karakter Islam rahmatan lil ‘alamin.
“Santri masa kini tidak lagi berjuang dengan senjata, tetapi dengan ilmu,
akhlak, dan keteladanan. Itulah bentuk jihad kita di era modern,” ujar
beliau dalam sambutannya.
Puncak acara diisi dengan Mauidhoh Hasanah dan Doa yang disampaikan oleh Bapak KH. Ahmad Halim, S.Pd.I. Dalam mauidhohnya, beliau mengupas secara mendalam tentang peran penting para santri dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, baik dari segi spiritual maupun fisik.
Beliau menjelaskan bahwa para santri tidak hanya berperan dalam bidang
keagamaan, tetapi juga turut serta dalam pertempuran mempertahankan tanah air,
menggerakkan rakyat, dan menanamkan nilai-nilai keikhlasan, patriotisme, serta
cinta tanah air.
Beliau juga menjelasakan para
santri MI NU Miftahul Falah bahwa jika ditulis dalam bahasa Arab, santri berasal dari "Sin-nya
adalah salikun ilal khair artinya orang yang berjalan menuju kebaikan. Nun-nya
Naibun 'anil masayikh pengganti kiai. Huruf ta'-nya berarti tarikun
'anil ma'ashi yaitu orang yang meninggalkan maksiat. Sementara huruf ra'
memiliki arti Raji rahmatallah, orang yang selalu mengharapkan rahmat
Allah. Sedangkan pada huruf ya' mengandung kata yarju salamah
mengharap keselamatan,"
Setelah penyampaian Mauidhoh
Hasanah, acara dilanjutkan dengan doa bersama yang juga dipimpin oleh
beliau. Doa tersebut berisi permohonan agar seluruh santri diberi ilmu yang
bermanfaat, keberkahan dalam kehidupan, dan kemampuan untuk menjadi generasi
penerus bangsa yang tangguh dan berakhlakul karimah.
Acara peringatan Hari Santri
Nasional 2025 di MI NU Miftahul Falah Undaan Tengah berlangsung dengan tertib,
lancar, dan penuh makna. Seluruh peserta merasa terinspirasi oleh pesan-pesan
yang disampaikan para kiai dan guru. Momentum ini menjadi pengingat bagi
seluruh warga madrasah bahwa santri memiliki peran besar dalam membangun
bangsa, baik melalui ilmu, keteladanan, maupun pengabdian kepada
masyarakat.
Melalui kegiatan yang mengambil tema nasional “Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia”, diharapkan semangat keikhlasan, kedisiplinan, dan kecintaan terhadap agama serta tanah air semakin tumbuh dalam diri setiap santri MI NU Miftahul Falah. Semoga peringatan ini menjadi langkah nyata dalam melahirkan generasi santri yang berilmu, beriman, berakhlak, dan berjiwa nasionalis.



.jpeg)
Posting Komentar